FGD SOSIALISASI SISTEM AKREDITASI PERGURUAN TINGGI ONLINE (SAPTO) DAN BEST PRACTICE PENJAMINAN MUTU

PJM UTM – Tim Pusat Jaminan Mutu UTM kembali mengadakan FGD bersama anggota-anggota penjaminan mutu fakultas dan program studi. Masih tetap dengan suasana materi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya yakni pemaparan implementasi penjaminan mutu untuk prodi terbaik yang diwakili oleh Agribisnis. Kegiatan yang diadakan di ruang rapat 502 rektorat lt.5 berlangsung pada hari Rabu 19 Juli 2017.

Salah satu dosen pengelola Jaminan Mutu Prodi di Agribisnis, Setiani, S.P., M.P., mendapatkan kesempatan untuk berbicara dihadapan pengelola Jaminan mutu prodi lainnya.

Salah satu hal yang menarik dari yang beliau bahas adalah survey kepuasan mahasiswa terhadap pelayanan secara administrasi maupun akademik Prodi Agribisnis. Hal ini yang jarang sekali diterapkan di prodi lain di kampus. Beliau menampilkan pula form-form kuesioner untuk survey kepuasan mahasiswa.

Selain pemaparan tentang praktik penjaminan mutu pada program studi, materi lain yang disampaikan oleh ketua Pusat Jaminan Mutu UTM, Dr. Elys Fauziyah, S.P., M.P., yaitu penggunaan akreditasi online (SAPTO) untuk prodi dan universitas. Beliau merupakan dosen dari Prodi Agribisnis dan juga pengelola penjaminan mutu di Agribisnis.

Prodi Agribisnis merupakan program studi pertama di UTM yang menjalankan system akreditasi online. Kabar terbaru status borang Agribisnis di SAPTO sudah masuk status ke 4 dari 11 status yang ada.

SOSIALISASI IMPLEMENTASI SISTEM AKREDITASI PERGURUAN TINGGI ONLINE (SAPTO)

PJM UTM – Pusat Jaminan Mutu Universitas Trunojoyo Madura (PJM UMT) terus mengadakan perbaruan materi dan informasi terkait akreditasi institusi maupun program studi. Terbaru PJM UTM mengadakan Sosialisasi Implementasi Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO) dengan mengundang salah satu narasumber dari BAN PT. Kegiatan berlangsung pada hari Jumat tanggal 21 Juli 2017 dan bertempat di ruang rapat 502 Gedung Rektorat Lt.5.

SAPTO merupakan system terbaru untuk proses akreditasi yang diterapkan oleh BAN PT sejak pertengahan tahun 2017. System berbasis online tersebut diterapkan tidak lain adalah untuk keefektifan jalannya proses akreditasi. Tentu ini merupakan langkah untuk mengikuti perkembangan zaman dimana menggunakan media paperless.

Hal tersebut tentu mengundang pro dan kontra. Namun itu hal yang lumrah saat ada sesuatu yang asing bagi kita. Maka dari itu, PJM UTM langsung mengambil narasumber dari BAN PT, Iwan Syarif, M.Kom., M.Sc., Ph.D., beliau adalah dosen PENS ITS.

PJM UTM juga mengundang dekan-dekan di UTM dan seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Pulau Madura. Pada kesempatan itu para undangan khususnya delegasi dari perguruan tinggi diharuskan membawa laptop untuk praktik langsung penggunaan SAPTO bersama narasumber. Banyak sekali perguruan tinggi di Madura yang belum memiliki akun SAPTO.

SAPTO memiliki dua situs yang bisa diakses. Situs resmi untuk upload borang terdapat pada https://sapto.banpt.or.id dan satu situs untuk coba-coba di https://sapto-dev.banpt.or.id .

Adanya SAPTO mengharuskan setiap perguruan tinggi memiliki 1 admin untuk upload borang akreditasi dan memantau status borang akreditasi tersebut. Berdasar himbauan dari BAN PT, admin yang memegang akun SAPTO cukup 1 saja. Hal ini dilakukan untuk mencegah tindak plagiasi antar prodi seperti yang sudah terjadi selama ini.

Adanya SAPTO diharapkan bisa menhemat waktu dan biaya serta keselamatan pengantar dan borang akreditasinya. Selain itu tidak ada lagi tumpukan borang akreditasi yang menggunung dan antrian panjang di BAN PT pusat.

FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) FAKULTAS DAN PRODI

Komunikasi merupakan salah satu hal terpenting dalam membentuk kerja sama. Apalah arti kerja sama bila tidak ada komunikasi sama sekali diantara dua pihak atau lebih. Tentu banyak pihak yang akan miss communication serta tujuan akan sulit tercapai. Hal itulah yang ingin dihindari oleh Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas Trunojoyo Madura. Sebagai Unit pusat yang menaungi unit-unit kecil Jaminan Mutu di lingkungan fakultas dan prodi, PJM tidak ingin adanya mis-komunikasi dengan unit-unit Jaminan Mutu di lingkungan fakultas dan prodi.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Hari Kamis, 15 September 2016, PJM Universitas mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan sub-bahasan antara lain sosialisasi tracer study, sosialisasi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), dan penjelasan Tupoksi Jaminan Mutu. Pemateri FGD mengambil dari tim PJM Universitas termasuk Dr. Elys Fauziyah, S.P., M.P. sebagai ketua.

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 120 menit tersebut hampir 60% peserta yang hadir. Selain membahas materi-materi yang terdapat pada sub-bahasan, kegiatan tersebut juga ditambah dengan sharing antar anggota Jaminan Mutu atas kegiatan yang telah dilakukan dalam beberapa waktu terakhir.

Di dalam kesempatan sharing itu, Dr. Yuliana Rakhmawati, anggota Jaminan Mutu dari Prodi Ilmu Komunikasi, mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman selama menjabat sebagai anggota. “Saya di Prodi Ilmu Komunikasi adalah anggota jamu generasi ke-3. Sejak saja diamanahi sebagai anggota Jaminan Mutu, sama sekali saya tidak mendapatkan ‘warisan’ dari anggota Jaminan Mutu sebelumnya.” tutur dosen yang akrab dengan sapaan Hana tersebut. Selain itu, Hana juga memiliki usulan untuk dibangunnya sebuah sistem non-konvensional. “Mungkin perlu kita buat sebuah sistem yang non-konvensional dimana antara dosen dan mahasiswa tidak harus selalu bertemu. Contohnya dalam bimbingan tugas akhir mahasiswa. Terkadang pertemuan-pertemuan tersebut menyita banyak waktu. Khususnya bagi dosen-dosen yang punya banyak kesibukan.” imbuhnya.

Dalam pandangan PJM Universitas, kinerja Jaminan Mutu Prodi Ilmu Komunikasi dinilai baik. Terbukti dari hasil akreditas Prodi Ilmu Komunikasi beberapa bulan yang lalu telah berhasil mendapatkan nilai B dari sebelumnya C. Namun, tidak semua anggota Jaminan Mutu Fakultas dan Prodi mendapat apresiasi baik oleh PJM Universitas. Bahkan ada beberapa anggota Jaminan Mutu yang bingung dengan tugas yang harus dilakukan. Salah satunya adalah anggota Jaminan Mutu Fakultas Pertanian, Novi Diana Badrut Tamami, S.P., M.P., yang juga mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman selama menjabat sebagai anggota. “Saya merupakan generasi ke-2 yang menjabat sebagai anggota Jaminan Mutu Fakultas. Pada mulanya ya bingung bagaimana kerjanya. Kebetulan ada Bu Elys yang sama-sama dari Fakultas Pertanian. Beliau juga dulu merupakan pendahulu saya di Jaminan Mutu Fakultas Pertanian. Jadi saya seringkali bertanya ke beliau. Jadi selama 1 tahun pertama bingung mau ngapa-ngapain. Padahal sudah dapat Surat Keputusan. Bukannya mendapat tugas, tapi malah bingung mencari-cari tugas. Tapi alhamdulillah untuk saat ini masih mendapatkan amanah menyusun SOP fakultas.” ucap dosen yang mengajar di Prodi Agribisnis tersebut.

Menanggapi beberapa hal yang telah disarankan oleh beberpa anggota Jaminan Mutu, Dr. Arif Muntasa, salah satu anggota PJM Universitas, memberikan komentarnya. Khususnya mengenai saran atau ide dibuatnya sebuah sistem online atau non-konvensional. “Mengenai sistem online sebenarnya beberapa dosen sudah menggunakan sistem tersebut. Namun tidak bertahan lama. Ada yang menggunakan Google Clashroom, Edmodo, dll. Jadi nanti mungkin kita bisa duduk bersama kembali sekaligus mengajak Anggota UPT TIK untuk merencanakan pembuatan sistem tersebut.” ulasnya.

Pembuatan sistem masih akan terus diusahakan. Masih akan ada FGD selanjutnya dan dengan mengundang beberapa pihak terkait rencana pembuatan sistem.

Download materi FGD. Disini.

WORKSHOP SNPT 2015

Mutu merupakan salah satu komponen penting dalam menciptakan sebuah hal. Mendirikan sebuah gedung, membangun perusahaan, hingga meracik makanan perlu adanya mutu. Gedung yang tinggi jika tidak dibangun di atas pondasi yang bermutu maka tidak akan berdiri lama. Perusahaan yang dibentuk tanpa menggunakan standar mutu yang baik akan menimbulkan aktifitas perusahaan yang tidak kondusif. Makanan yang diracik menggunakan bahan-bahan tidak bermutu akan menyebabkan makanan cepat rusak/membusuk.

Sebagai instansi pemerintahan yang bergerak di bidang pendidikan,Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bersama dengan kampus-kampus yang tersebar di Indonesia juga menerapkan sebuah standar mutu dalam mengatur perilaku kehidupan kampus. Semua itu dilakukan untuk mendapatkan taraf pendidikan yang baik. Oleh karena itu, setiap 4 tahun sekali, pemerintah pusat akan melakukan evaluasi terhadap perguruan tinggi untuk mengetahui mutu dari perguruan tinggi tersebut atau yang disebut dengan akreditasi.

Pada tanggal 3 Agustus 2016, UTM melaksanakan sosialisasi Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) 2015. Kegiatan yang dibuka oleh Dr. Deni Setya Bagus Yuherawan, S.H., M.S (Wakil Rektor II UTM) pada pukul 09.30 WIB tersebut dihadiri oleh Wakil Dekan I dan Anggota Jaminan Mutu Prodi dan Fakultas. Pusat Jaminan Mutu (PJM) yang bertindak sebagai panitia pelaksana menghadirkan Dr. Wonny Ahmad Ridwan, M.M. sebagai narasumber. Beliau merupakan Kepala Kantor Audit Internal (KAI) IPB dan sudah mengenal beberapa dosen di UTM khususnya di unit Satuan Pengawasan Intern (SPI).

Dalam menyampaikan materinya, narasumber mengacu pada Peraturan Menteri Ristek dan Dikti (Permenristekdikti) No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Tujuan adanya SNPT salah satunya adalah menjamin mutu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat atau yang dikenal dengan tri dharma perguraun tinggi. Mengenai tri dharma perguruan tinggi, pemateri juga mengatakan, “Sebagai dosen hendaknya bisa menjalankan tri dharma perguruan tinggi (pengajara, penelitian, dan pengabdian). Jadi kalau cuman bisa mengajar, itu namanya guru. Cuman bisa meneliti, namanya peneliti. Cuman bisa pengabdian, namanya KSM”.

SNPT memiliki beberapa peran terhadap perguruan tinggi, antara lain:

1. Sebagai dasar pemberian izin pendirian PT dan izin pembukaan prodi.

2. Sebagai dasar penyelenggaraan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

3. Sebagai dasar penyelenggaraan dan pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi.

Terkait pembukaan prodi baru, Dr. Wonny menyampaikan bahwa, ” Prodi yang baru berdiri jika sesuai dengan persyaratan minimal akan mendapatkan nilai C, bisa juga mendapat B, bahkan A. Namun untuk langsung bisa nilai A itu sangat jarang didapatkan oleh sebuah PT.”

Setiap tahun seluruh kampus berlomba untuk menjadi PT idaman calon mahasiswa baru. Salah satunya adalah meningkatkan ranking kampus di webometrics yang merupakan sebuah sistem online untuk mengukur atau memberikan penilaian kampus di seluruh dunia. Di tingkat nasional, UTM berada di peringkat 81 untuk saat ini. Dari tahun ke tahun ranking UTM terus mengalami peningkatan. Menanggapi ranking masing-masing kampus yang dirilis oleh webometrics tersebut, Dr. Wonny menyatakan bahwa terjadinya peningkatan ranking kampus adalah sebuah bonus. “Semakin meningkatnya ranking webometrics UTM, merupakan sebuah bonus untuk para pimpinan. Karena itu bukan murni hasil kinerja pimpinan. Faktanya, mahasiswalah yang memberikan banyak kontribusi melalui juara lomba-lomba tingkat regional, nasional, hingga internasional”, tambah narasumber.

 

Download file workshop:- Penjelasan dan pembuatan SNPT 2015.

RAKOR PEMBENTUKAN REPOSITORY UNIVERSITAS

Sebagian besar orang mungkin masih belum mengenal kata “repository” dalam dunia pendidikan. Bahkan kalangan akademisi pun juga tidak semua paham makna yang terkandung dalam kata “repository” tersebut. Repository dapat dikategorikan sebagai istilah baru dalam dunia pendidikan khususnya lingkup universitas yang bermakna sebagai media untuk penyimpanan data.

Data yang dimaksud disini tentunya berupa data digital. Umumnya, pada lingkungan universitas, repository banyak menyimpan data-data penelitian (jurnal, artikel, dll) dosen dan mahasiswa. Salah satu tujuan dari dibentuknya repository universitas adalah untuk mengumpulkan seluruh penelitian para dosen dan mahasiswa dalam satu tempat sehingga memudahkan orang lain ketika hendak mencari file penelitian tersebut.

Ada beberapa kebijakan yang diusung beberapa universitas dalam mengelola repository-nya masing-masing. Ada repository yang melindungi data peneltian dosen atau mahasiswa dengan tidak menampilkan file secara keseluruhan dan adapula yang menampilkan secara keseluruhan.

Kepengelolaan repository bersifat tunggal. Artinya hanya ada satu pihak yang memiliki hak untuk mengelola repository. Nah, pada kampus kami Universitas Trunojoyo Madura, memiliki kurang lebih 3 pihak yang mengelola repository kampus. Hal ini tentu membuat manajemen repository universitas tidak berjalan seperti seharusnya.

Beberapa hari yang lalu, Ketua Pusat Jaminan Mutu (PJM) UTM, Dr. Elys Fauziyah, S.P., M.P, mencoba untuk merumuskan permasalahan yang ada di kampus UTM terkait kepengelolaan repository universitas. Melalui izin dari Pembantu Rektor I, Dr. Deny Setya Bagus Yuherawan, S.H., M.Si, Tim Pusat Jaminan Mutu mencoba untuk mengumpulkan pihak-pihak terkait yang memiliki hak kepemilikan repository universitas, diantaranya Pusat Komputer (Puskom), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Unit Perencanaan, dan Unit Perpustakaan.

Bertempat di ruang rapat PJM, rapat koordinasi dihadiri oleh Pembantu Rektor I UTM, Tim PJM UTM, Kepala Puskom, Kepala LPPM, Kepala Perpustakaan, Staf Unit Perencanaan, dan beberapa dosen dan karyawan pengelola jurnal prodi. Dari diskusi yang dilakukan beberapa pihak, muncul suatu permasalahan terkait masalah kepengelolaan repository universitas. Belum adanya SOP yang mengatur kepengelolaan repository menjadi penyebab adanya dualisme dalam manajemen repository. Selain itu, Kepala LPPM, Mohammad Djasuli, S.E., M.Si, QIA. menambahkan bahwa yang terjadi saat ini terkait SOP manajemen repository sebenarnya sudah ada, namun hanya sebatas lisan saja sedangkan praktiknya belum.

Perlu diketahui juga, sangat disayangkan bila manajemen repository universtas yang dimiliki oleh UTM masih kacau. Bila kita menengok pada pencapaian Open Journal System (OJS) yang dimiliki UTM, diantaranya ada 1 OJS yang terakreditasi, 4 OJS terindex dengan DOAJ, dan 30 lainnya masih online.

Kesimpulan yang didapatkan dari rapat koordinasi tersebut adalah pembagian jobdesc. Dimana Puskom sebagai pihak penyedia sekaligus pengelola repository universitas, Tim PJM sebagai penyusun SOP tentang pengelolaan repository universitas, Perpustakaan dan LPPM sebagai penyedia data, serta pengelola jurnal prodi sebagai penghimpun data penelitian dosen untuk diinputkan ke dalam sistem (OJS).

Adanya manajemen repository ini setidaknya menjadi salah satu cara agar kampus UTM tidak jauh tertinggal dari kampus-kampus besar lainnya dalam bidang pengelolaan data penelitian dosen maupun mahasiswa. Selain itu, data penelitian yang terhimpun dengan baik akan sangat bermanfaat dalam akreditas kampus mendatang.